A. Teori X dan Y
Teori
ini diungkapkan oleh Douglas McGregor yang mengemukakan strategi kepemimpinan
efektif dengan menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal dengan
menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia. Pemimpin yang
menyukai teori X cenderung menyukai gaya kepemimpinam otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin yang menyukai teori Y lebih
menyukai gaya kepemimpinan demokratik .
·
Lebih lanjut menurut asumís teori X dari
McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah :
1) Tidak
menyukai bekerja
2) Tidak
menyukai kemauan dan ambisi untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai
diarahkan atau diperintah
3) Mempunyai
kemampuan yang kecil untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.
4) Hanya
membutuhkan motivasi fisiologis dan keamanan saja.
5) Harus
diawasi secara ketat dan sering dipaksa untuk mncapai tujuan organisas
·
Secara keseluruhan asumís teori Y menurut
McGregor mengenai manusia adalah sebagai
berikut:
1) Pekerjaan
itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan lepada orang.
Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga
di antara keduanya tidak ada perbedaan, jira keadaan sama-sama menyenangkan.
2) Manusia
dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3) Kemampuan
untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara
luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
4) Motivasi
tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi
diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
5) Orang-orang
dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jira dimotivasi secara tepat
B. Teori
maslow
Teori
hierarki kebutuhan Maslow adalah teori yang diungkapkan oleh Abraham Maslow. Ia
beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di tingkat rendah harus terpenuhi atau
paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di
tingkat lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Teori
Maslow Maslow membagi kebutuhan manusia sebagai berikut:
1.
Kebutuhan Fisiologis .
2.
Kebutuhan Rasa Aman
3.
Kebutuhan Sosial
4.
Kebutuhan Penghargaan
5.
Kebutuhan Aktualisasi diri
Teori
Maslow mengasumsikan bahwa orang berkuasa memenuhi kebutuhan yang lebih pokok
(fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
(perwujudan diri). Kebutuhan yang lebih rendah harus dipenuhi terlebih dahulu
sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti perwujudan diri mulai mengembalikan
perilaku seseorang. Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan
yang telah dipenuhi memberi motivasi. Apabila seseorang memutuskan bahwa ia
menerima uang yang cukup untuk pekerjaan dari organisasi tempat ia bekerja,
maka uang tidak mempunyai daya intensitasnya lagi. Jadi bila suatu kebutuhan
mencapai puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari
perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun kebutuhan telah
terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku hanya intensitasnya yang
lebih kecil.
C.Teori
dua factor
Teori
Herzberg melihat ada dua faktor yang mendorong karyawan termotivasi yaitu
faktor intrinsik yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing
orang, dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri
seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja.
Frederick
Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu di tempat kerja yang
menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian lain ada pula faktor lain
yang menyebabkan ketidakpuasan. Dengan kata lain kepuasan dan ketidakpuasan
kerja berhubungan satu sama lain.Faktor-faktor tertentu di tempat kerja
tersebut oleh Frederick Herzberg diidentifikasi sebagai hygiene factors (faktor
kesehatan) dan motivation factors (faktor pemuas).
1. Hygiene Factors
Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah faktor
pekerjaan yang penting untuk adanya motivasi di tempat kerja. Faktor ini tidak
mengarah pada kepuasan positif untuk jangka panjang. Tetapi jika faktor-faktor
ini tidak hadir, maka muncul ketidakpuasan. Faktor ini adalah faktor ekstrinsik
untuk bekerja. Faktor higienis juga disebut sebagai dissatisfiers atau faktor
pemeliharaan yang diperlukan untuk menghindari ketidakpuasan. Hygiene factors
(faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan fisiologis individu yang
diharapkan untuk dipenuhi.Hygiene factors (faktor kesehatan) meliputi gaji,
kehidupan pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan
antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan.
Menurut Herzberg faktor hygienis/extrinsic factor tidak
akan mendorong minat para pegawai untuk berforma baik, akan tetapi jika
faktor-faktor ini dianggap tidak dapat memuaskan dalam berbagai hal seperti
gaji tidak memadai, kondisi kerja tidak menyenangkan, faktor-faktor itu dapat
menjadi sumber ketidakpuasan potensial
2. Motivation
Factors
Faktor motivasi harus menghasilkan kepuasan positif.
Faktor-faktor yang melekat dalam pekerjaan dan memotivasi karyawan untuk sebuah
kinerja yang unggul disebut sebagai faktor pemuas. Karyawan hanya menemukan
faktor-faktor intrinsik yang berharga pada motivation factors (faktor pemuas).
Para motivator melambangkan kebutuhan psikologis yang dirasakan sebagai manfaat
tambahan. Faktor motivasi dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan,
pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam
pekerjaan.
Faktor motivation/intrinsic factor merupakan faktor yang
mendorong semangat guna mencapai kinerja yang lebih tinggi. Jadi pemuasan
terhadap kebutuhan tingkat tinggi (faktor motivasi) lebih memungkinkan
seseorang untuk berforma tinggi daripada pemuasan kebutuhan lebih rendah
(hygienis)
Adapun yang merupakan faktor motivasi menurut Herzberg
adalah: pekerjaan itu sendiri (the work it self), prestasi yang diraih
(achievement), peluang untuk maju (advancement), pengakuan orang lain
(ricognition), tanggung jawab (responsible).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar