Minggu, 24 April 2016

Perbandingan kepemimpinan Pak Jokowi dengan Pak SBY

            Menurut pendapat saya, pada saat pak Jokowi menjadi presiden banyak hal yang berubah. Gaya kepemimpinan pak Jokowi pun sangat berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya. Pak jokowi adalah sosok yang berwibawa, beliau tidak sombong ketika beliau menjadi presiden Indonesia. Dilihat dari kesehariannya beliau amat menyukai memakai baju batik, atau dengan kemeja kotak-kotaknya. Sudah hampir setahun lebih ini pak Jokowi menjabat sebagai presiden, dengan wakilnya yaitu pak Jusuf Kala. Dan sudah banyak hal yang dicapai oleh pak Jokowi dan wakilnya,  antara lain sebagai berikut:
1.    Tol Cikopo-Palimanan. Pembangunan tol pantura ini mandek karena krisis moneter 1998. Di era Jokowi, proyek ini diawasi langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Perumahan Rakyat. Hasilnya, selesai pada Juli, sebelum libur lebaran 2015.
2.    Proyek Waduk Jatigede, juga mangkrak lama, 50 tahun. Di bawah Jokowi, proyek ini dikebut dan berhasil digenangi air pada Agustus 2015. Proyek Light Rail Transit (LRT) yang digagas saat Jokowi masih jadi Gubernur DKI Jakarta, akhirnya berhasil dimulai pembangunannya pada September 2015.
3.    Untuk urusan pendidikan, pemerintah Jokowi-JK doyan bikin rencana membangun fasilitas pendidikan. Setahun ini, pembangunan gedung sekolah mencapai 231 sekolah atau 83 persen dari target. Ruang kelas juga ditambah. Setidaknya 5.983 ruang kelas dibangun. Ini baru 54 persen dari target. Daerah terpencil juga tak luput. Ada 580 SD dan SMP yang dibangun. Pembangunan ini mencapai 98 persen dari target. Fasilitas pendidikan anak usia dini (PAUD) juga kebagian. Setidaknya 69.569 gedung PAUD dibangun. Jumlah ini setara 95 persen dari target. Para pendidik juga dibina karirnya. Setidaknya 3,6 juta guru dibina, dari rencana 3,7 juta guru.
4.    Urusan tempat tinggal, banyak rumah sudah dibangun. Untuk golongan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dibangun 357.906 rumah. Jumlah ini baru 59 persen dari target. Sedangkan untuk mereka yang penghasilannya lumayan, sudah dibangun 135.646 rumah. Jumlah ini masih jauh dari target, baru 34 persen.
5.    Aspek kesejahteraan untuk masyarakat bawah juga jadi tanggungan. Lewat Kartu Indonesia Sehat, iuran BPJS 86,4 juta penduduk kurang mampu ditanggung negara. 11 juta anak diberi bantuan lewat Kartu Indonesia Pintar, dan 15,4 juta keluarga menerima jaminan sosial lewat Kartu Keluarga Sehat.
6.    Dalam semester pertama tahun ini, Indonesia bisa merebut 31 persen investasi yang ditanam di ASEAN. Total, Indonesia menggaet investasi Rp259,7 triliun, naik 16,56 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Investasi ini disebut-sebut berhasil menyerap 685 ribu tenaga kerja, atau naik 12,31 persen dibanding periode yang sama. Untungnya, investasi juga mulai mengarah ke luar Jawa. Jika dibanding semester I tahun lalu, investasi ke luar Jawa naik 25 persen.
7.    Di lautk Kapal-kapal asing pencuri ikan di perairan Indonesia pun diburu. Setidaknya, 42 kapal sudah ditenggelamkan. Hasilnya, pencuri ikan mulai segan. Kondisi ini mendongkrak produksi ikan. Pada semester pertama tahun ini, produksi ikan naik 14,43 persen dibanding tahun sebelumnya. Pendapatan dari sektor perikanan juga naik 8,64 persen dibanding periode sebelumnya.
8.    Tahun ini, subsidi BBM yang dialihkan mencapai Rp211,3 triliun. Duit itu dibagi untuk; daerah tertinggal Rp34,7 triliun, subsidi lain Rp62,7 triliun, dan belanja pemerintah pusat Rp113,9 triliun.

            Masih banyak lagi pencapain yang telah di raih oleh pak Jokowi dan wakilnya, diatas hanyalah beberapa saja. Menurut saya pada pemerintahan pak Jokowi dan wakilnya Indonesia semakin baik, walaupun ada beberapa peraturan yang mendapat perlawanan dari berbagai pihak tapi peraturan tersebut juga yang akan membuat Indonesia semakin maju.
            Sedangkan pada masa pemerintahan pak SBY juga terdapat pencapaian-pencapaian yang berhasil oleh pak SBY berikut adalah beberapa pencapaian yang di capai oleh pak SBY:
1.    Dalam  ketahanan dan keamanan, keberanian menyeret sebagian koruptor-koruptor, baik pejabat pemerintah di daerah maupun di pusat terhadap lembaga legislatif dan eksekutif telah dilakukan. Perang melawan korupsi dalam kabinet SBY terlihat jelas dan menggembirakan. Instrumen hukum UU No.31/1999 tentang Korupsi, UUNo.36/2003 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Instrumen presiden 2005, tentang Tim Pemberantas Korupsi (Timtas-TIPIKOR) yang memiliki kewenangan luar biasa. Sebagai satu contoh, Gubernur Aceh, Abdullah Puteh dihukum 10 tahun adalah bukti komitmen tersebut.
2.    Kesungguhan penegakan keamanan dan ketahanan itu, juga bisa terlihat atas keberhasilan penandatanganan MoU antara pemerintah RI dengan GAM, 15 Agustus 2005 di Helsinki. Meskipun MoU tidak sederajat dengan Perjanjian Internasional, praktek di lapangan telah memperlihatkan kedua pihak mematuhinya. Pemusnahan senjata oleh GAM dengan pengawasan Aceh Mission Monitoring (AMM) terus dilaksanakan. Pemberlakuan amnesti terhadap tahanan praktek juga telah dilakukan. Ribuan TNI non-organik sebagian telah dikembalikan dari Aceh ke daerah masing-masing. Akibat penandatanganan MoU situasi keamanan, kedamaian dan masyarakat Aceh telah pulih. Keberhasilan ini mustahil dapat dicapai sekiranya kedua belah pihak tidak memiliki komitmen. Telah lama TNI bercokol di Aceh dan jelas-jelas kebijakan tersebut kontra produktif terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM secara internasional dan nasional.
3.    Masalah politik dan keamanan cukup stabil dan tampak konsolidasi demokrasi dan keberhasilan pilkada Aceh menjadi catatan prestasi. Namun, potensi demokrasi ini belum menghasilkan sistem yang pro-rakyat dan mampu memajukan kesejahteraan bangsa Indonesia.Tetapi malah mengubah arah demokrasi bukan untuk rakyat melainkan untuk kekuatan kelompok.

            Menurut pendapat saya pada saat pak SBY menjadi presiden beliau sudah cukup baik dalam menjalankan tugasnya.